Suatu hari pas lagi mainan internet, nggak sengaja aku nyasar ke situs wikipedia bertopik filter ND. Eh, Pembaca tau nggak filter ND apaan? Kalau Pembaca senantiasa mengikuti blog-ku pastinya tau dong ya? Kalau belum tahu, silakan Pembaca baca-baca lagi artikel di bawah ini nih.
SILAKAN DIBACA
Nah, aku tertarik dengan baris teks berikut ini.
Kliping
An inexpensive alternative to professional ND filters is a homemade ND filter, made from a piece of welder's glass. This has the effect of a 10-stop filter.
Wow! Filter ND1000 bikinan sendiri!
Eh, Pembaca bingung? Sini aku jelaskan!
Dalam bahasa Indonesia, welder’s glass berarti kaca las. Itu lho, kaca yang ada di kacamata las, yang gunanya untuk melindungi penglihatan tukang las sewaktu melas. Ngerti toh?
Ini lho yang namanya kaca las.
Berburu Kaca Las Murah Meriah
Semenjak saat itu, dimulailah perburuanku mencari kaca las, hahaha.
Sayangnya, aku berburu di waktu yang salah. Aku memulai perburuan 1 minggu setelah lebaran. Alhasil, belum banyak toko besi yang buka. Eh iya, mencari kaca las itu di toko besi lho, bukan toko bangunan. Tahu kan bedanya toko besi dan toko bangunan?
Sebenarnya di toko besi dekat Pasar Kranggan, Yogyakarta ada sih yang menjual kaca las, tapi harganya nggak masuk akal! Masak satu pelat dijual Rp10.000?
Kalau dari informasi di internet, harga kaca las itu umumnya di kisaran Rp2.000 sampai Rp3.000. Mungkin penjualnya memanfaatkan momen langkanya toko besi yang buka pasca lebaran ya? Atau mungkin memanfaatkan embel-embel “Made in Germany”? Memangnya kaca las nggak ada yang produk dalam negeri yah?
Toko Mur dan Baut Istana yang menjual kaca las.
Dibantu oleh Paris, akhirnya aku nemu juga toko besi yang menjual kaca las dengan harga yang manusiawi. Tepatnya di toko mur, baut, dan besi ISTANA di Jl. Adisucipto km 6, dekat pertigaan lampu merah Janti, sebelahnya ruang pamer mobil Honda. Di sana, kaca las dihargai Rp2.500 per pelat.
Oh iya, umumnya kaca las dijual dalam ukuran 10,6 cm × 4,8 cm lho. Aku belum pernah tahu informasi yang menjual kaca las dengan ukuran selain itu. Karena aku bereksperimen dengan lensa berdiameter 67 mm, jadi aku butuh dua plat kaca las yang rencananya nanti aku rekatkan dengan lem.
Oke deh! Bahan-bahan eksperimen udah siap. Saatnya menuju lokasi eksperimen yaitu Bendungan Mrican di Kotagede. Kenapa di sana? Ya, soalnya dekat dengan warung sego wader Pak Bejo sih .
Ini bukan termasuk bahan eksperimen lho!
Langkah-Langkah Membuat Filter ND
Terus, gimana langkah-langkah eksperimennya? Tonton aja video di bawah ini!
Hasil Foto Menggunakan Filter ND dari Kaca Las
Nah, hasilnya kayak apa? Kayak gini nih.
Kalau terdapat ruang kosong antara kaca las dan lensa kamera
maka cahaya bakal masuk dan hasil fotonya jadi seperti ini.
Kalau celah sambungan dua kaca las juga menempel ke lensa kamera, hasilnya seperti ini.
Celah sambungan dua kaca las ditutup dengan jari.
Tapi karena capek, jarinya sering pindah posisi, jadi celahnya nggak selalu tertutup jari, hehehe.
Ditambah bantuan kemeja, aku menutup semua celah yang memungkinkan cahaya masuk.
Jelek ya? Hahaha. Namanya juga hasil eksperimen gagal.
Kesimpulannya
Setelah aku pikir-pikir, ide merekatkan dua kaca las adalah ide yang buruk. Sebab, sisi kaca las itu ternyata tidak mulus, sehingga saat kedua sisinya direkatkan akan menyisakan celah. Alhasil, cahaya yang mengarah ke lensa masih bisa menerobos celah tersebut.
Ditambah lagi, kaca las kan tidak dilengkapi dengan coating, sehingga tidak dapat mempertahankan warna asli objek. Yah, mau bagaimana lagi, namanya juga filter ND hasil eksperimen murah-meriah, hahaha.
Mungkin, ada baiknya aku segera menabung untuk membeli filter ND1000 buatan pabrik ya ....
NIMBRUNG DI SINI
mau gratis coba minta sisa bahana sisa dari bengkel. Kalau sudah nyoba tolong share ya.