Jadi, untuk yang kesekian kalinya, pada kesempatan kali ini aku akan "membahas" tentang Nikon. Lebih tepatnya, langkah yang diambil oleh Nikon.
SILAKAN DIBACA
Setelah Rilis Nikon di bulan Oktober
Bagi Pembaca yang belum tahu, pada hari ini, Rabu (24/10/2012), Nikon merilis dua produk barunya; sebuah lensa 70-200mm f/4 dan kamera mirrorless Nikon V2. Rilisnya dua produk Nikon tersebut sesuai seperti gosip yang beredar di situs nikonrumors.com. Oleh karenanya, sekali lagi, mau-tidak-mau, kabar akan "matinya" sistem DX kembali berhembus.
Kenapa bisa seperti itu?
Pertama-tama, ini bulan Oktober, bulan ke-10 di tahun 2012 dan satu tahun itu terdiri dari 12 bulan. Sepanjang tahun 2012 hingga saat ini, produk-produk baru yang dirilis oleh Nikon adalah:
Sistem | DSLR | Lensa |
---|---|---|
FX | D4 (Jan) | 85mm f/1.8 (Jan) |
D800/D800E (Feb) | 28mm f/1.8 (Apr) | |
D600 (Sep) | 24-85mm f/3.5-4.5 (Jun) | |
70-200mm f/4 (Okt) | ||
DX | D3200 (Apr) | 18-300mm f/3.5-5.6 (Jun) |
CX | V2 (Okt) | 11-27.5mm f/3.5-5.6 (Ags) |
18.5mm f/1.8 (Sep) |
Apa yang bisa Pembaca simpulkan? Bingung? Mari aku bantu.
Biar Pembaca Mengerti yang Aku Maksudkan
Untuk sistem FX, Nikon merilis 4 lensa pada kelas non-premium. Salah satu pembeda kelas non-premium dan kelas premium adalah bukaan diafragmanya. Kelas lensa prime (panjang fokal tetap .red) yang premium memiliki bukaan f/1.4, sedangkan untuk kelas lensa zoom (panjang fokal tidak tetap .red) memiliki bukaan f/2.8. Pada tabel di atas, jelas tidak ada satu pun lensa premium.
Sedangkan untuk DSLR sistem FX, Nikon merilis berbagai DSLR yang menyasar banyak segmen. Dari Nikon D4 sebagai high-grade hingga D600 yang mengusung slogan "DSLR Full-frame yang terjangkau".
Untuk sistem DX, ... duh ... Nikon hanya merilis satu DSLR yaitu D3200 dan satu lensa "sapu-jagad" 18-300mm.
Kesimpulan yang bisa diambil adalah...
Nikon memprioritaskan pada pengembangan sistem FX yang "terjangkau".
(Tapi nggak tau deh, apakah benar-benar terjangkau apa tidak bagi sebagian pengguna DLSR Nikon )
Sistem FX Mulai "Terjangkau"?
Selama ini, sistem FX selain dikenal sebagai sistem dengan kualitas foto tinggi juga dikenal sebagai sistem dengan hargaaa yang tingiii. Lensa-lensa yang dirilis sebagian besar adalah lensa premium, harganya jelas juga premium. Alhasil, sistem ini tidak masuk pilihan bagi konsumen pemula yang baru berpindah dari kamera saku ke DSLR.
Dengan dirilisnya Nikon D600 pada bulan September lalu, sikap Nikon menjadi "melunak", ingin agar sistem FX menjangkau semua golongan seperti sistem DX. Oleh karena itu wajar bila lantas Nikon mempersenjatai sistem FX dengan berbagai aksesori yang "ramah kantong". Walaupun sebetulnya ya... menguras kantong juga.
Perhatikan lensa 70-200mm f/4 yang baru dirilis! Sebetulnya Nikon sudah punya lensa 70-200mm, tetapi dengan bukaan diafragma f/2.8 dan termasuk golongan lensa premium. Menilik dari harganya yang berkisar Rp24 juta, jelas lensa ini bukan pilihan bagi konsumen pemula. Alhasil, Nikon "melunak" dan dirilislah lensa 70-200mm f/4 sebagai versi "ekonomis". Harganya pun dipangkas hampir separuh, menjadi "hanya" sekitar Rp14 juta saja.
Nah, bagaimana dengan sistem DX?
Untuk sistem DX, Nikon seperti berubah haluan. Sistem DX dikembangkan sesuai permintaan konsumen pemula. Konsumen pemula ini biasanya...biasanya ya... terpaku pada fitur. Oleh karena itu dirilislah Nikon D3200, daya tariknya adalah sensor 24 MP. Kan konsumen pemula... biasanya ya... terpaku pada besarnya megapiksel. Selain itu, dirilis juga lensa "sapu-jagad" 18-300mm. Lensa ini untuk memuaskan hasrat konsumen pemula yang menginginkan satu lensa yang serba bisa sebagai pilihan yang ringkas dan "hemat".
Bagaimana dengan si bungsu CX?
Nah, Nikon sepertinya berencana untuk "menggiring" konsumen pemula ke sistem ini. Sistem CX ini bisa dibilang sebagai perpaduan antara kamera DLSR dan kamera saku. Cocok banget kalau dijadikan sebagai "upgrade" bagi pengguna kamera saku... itu menurut Nikon. Alhasil, wajar saja bila Nikon pelan-pelan mulai mempersenjatai sistem CX, terakhir dengan dirilisnya Nikon V2 dan flash eksternal SB-N7. Tentu karena sistem ini menyasar konsumen pemula, jangan harap ada aksesori kelas premium di sistem ini.
Syair Lama Kembali Berdendang
Hingga para pengguna sistem DX akan kembali lagi mendendangkan syair...
"Wahai Nikon, DX mau di bawa ke mana?"
Kalau menurut Thom Hogan sih, pilihannya hanya tiga:
stay DX, go FX, or leave Nikon
Pilihan yang begitu menyayat hati ya? Tetapi, yah ... begitulah yang terjadi wahai para pembaca yang budiman. Langkah yang diambil Nikon makin lama makin menyayat hati. Masa depan yang suram bagi pengguna sistem DX. Keluh.
Bagi sebagian orang, mungkin mudah saja berpindah ke hal yang baru, mengikuti tren benda-benda elektronik yang kian lama kian canggih. Tapi berpindah dari sebuah sistem, bukan hal yang mudah semudah mengganti telepon genggam. Ada sebuah perasaan kecewa, ketika suatu sistem yang dibangun sejak lama dan tumbuh karena harapan harus runtuh karena perkembangan tren.
Apakah ini cara mati dari sistem DX? Semoga tidak ya!
NIMBRUNG DI SINI