Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 13 Januari 2010, 10:56 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Dikisahkan, ada seorang wisatawan yang berkunjung ke Keraton Ratu Boko. Tak ubahnya wisatawan lain, ia juga membawa serta kameranya. Saat membayar retribusi, perihal kamera sama sekali tak disinggung. Namun saat ia hendak pulang, barulah petugas menyodorinya dengan daftar harga yang dikenakan pada kamera.

 

Pengalaman buruk bagi pengunjung obyek pariwisata bukan?

 

Seminar dari MADYA

Curahan hati semacam itu terumbar dalam seminar Dokumentasi Dalam Pelestarian Benda Cagar Budaya (BCB), yang merupakan salah satu rangkaian acara peringatan ulang tahun pertama Masyarakat Advokasi Budaya (MADYA). Seminar bebas biaya tersebut digelar pada hari Kamis sore (7/1/2010) dan bertempat di ruang F Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Aku ucapkan terima kasih pada Tiwi, personil B2W yang sudah mengabarkan adanya acara ini.

 

Seminar tersebut menghadirkan dua pembicara; Bu Wiwiek dari Balai Konservasi Borobudur, dan Mas Dwi Oblo selaku fotografer majalah National Geographic Indonesia.

 

Bu Wiwiek lebih banyak menjelaskan perihal Benda Cagar Budaya dan mesin 3D Laser Scanning seharga 3 Milyar #wuih yang merupakan bantuan dari UNESCO. Sedangkan Mas Oblo lebih menekankan kepada peran fotografi dalam dokumentasi benda cagar budaya.

 

hasil dari 3D Laser Scanning
Hasil dari 3D Laser Scanning.

 

Dilarang Motret Candi?

Namun yang menjadi pertanyaan adalah,

“Bolehkah Benda Cagar Budaya didokumentasikan?”.

 

Sebab, tak jarang muncul kasus tak menyenangkan seperti contoh di awal artikel ini. Seakan-akan menjadi tidak boleh atau harus ada kompensasi tertentu.



Apa sebab kameranya terlihat canggih nan mewah?
Apa sebab khawatir muncul efek negatif–semacam pencurian arca?
Ataukah karena ingin terciprat lahan basah?
Entahlah.

 

Namun yang pasti, seperti kata Mas Oblo, mendokumentasikan BCB tidak boleh sembarangan. Sebab dokumentasi dapat menjadi media promosi, yang akan mengundang masyarakat untuk berkunjung ke sana. Sehingga masyrakat akan lebih mengenal dan mecintai budaya negerinya sendiri, Indonesia. Yang seperti ini tidak diperbolehkan?

 

yang penting motret candi
Ah, peduli amat dengan aturan. Yang penting motret! hehehe.

 

Nah, berhubung di blog ini ada banyak dokumentasi mengenai benda cagar budaya, apakah Pembaca jadi tertarik untuk berkunjung ke sana?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • RANYSTARRY
    avatar komentator ke-0
    RANYSTARRY #Senin, 25 Jan 2010, 16:57 WIB
    berarti Anda kurang beruntung :p
    Dicobalah lagi lain kali
  • DITTA
    avatar komentator ke-1
    DITTA #Kamis, 21 Jan 2010, 14:46 WIB
    Aku mesti nyembunyiin kamera n handycamku di tas kl masuk Prambanan, Borobudur, Boko. Bukane gag mau bayar, tp aneh deh masak moto2 dari kamera qt dewe aja disuru bayar. Untung gag prnh diperiksa. Jan aneh.
    Ide yang bagus untuk ditiru :D
  • RANYSTARRY
    avatar komentator ke-2
    RANYSTARRY #Rabu, 20 Jan 2010, 12:25 WIB
    kameranya dimasukin tas..
    kan kalo di prambanan atau borobudur diperiksanya cuman di pintu masuk, lagian kalo udah di dalem objek wisatanya gak ketauan.
    tapi kalo kameranya gedhe kayak punyamu itu ya bakal ketauan karena tasnya juga diperiksa :P
    Kamera HaPe malah lolos dari pemeriksaan :(
  • TIA
    avatar komentator ke-3
    TIA #Selasa, 19 Jan 2010, 14:13 WIB
    nek kamerane di delikke mesthi ra dikon mbayar :D
    pengen ngunjungin, tapi belom ada kesempatan, atau aku sendiri yang tidak menciptakan kesempatan itu, hehehe.
    Motretnya harus sembunyi-sembunyi atau kameranya dimasukin tas.
  • EKA SITUMORANG-SIR
    avatar komentator ke-4
    EKA SITUMORANG-SIR #Minggu, 17 Jan 2010, 15:25 WIB
    Asli.. baca2 blog lu pengen ngunjungin koq!
    and gak ada niat mencuri arca lhoooo bener deh :)
    apa kata-katanya Mba Eka bisa dipercaya ini? :D
  • GANDI WIBOWO
    avatar komentator ke-5
    GANDI WIBOWO #Sabtu, 16 Jan 2010, 00:16 WIB
    Gw juga heran, kenapa tempat wisata yang milik bersama, milik bangsa, musti bayar untuk bawa foto. Kalo yang bangun candi dan tempat wisata lainnya itu swasta, baru wajar ditarikin duit, toh itu milik mereka... tapi ini kan milik bangsa.

    Gw Juga heran, waktu ke prambanan, ada tempat buat nonton film **di museumnya** tapi begitu Gw tanya, \"bisa donlot atau beli CDnya gak?\" eh jawabannya \"Gak mas, kalo ada, nanti gak ada yg mau nonton disini lagi\" bah.. komer-sial-isasi ilmu pengetahuan.
    Nah kan, kalau semua dikaitkan dengan uang, hasilnya cuma perkara untung atau rugi. Beh!
  • WARM
    avatar komentator ke-6
    WARM #Jumat, 15 Jan 2010, 19:55 WIB
    pantes masuk Prambanan dikasih tiket buat moto,
    dulu sih

    tapi ya gitu aja, boleh motret sepuasnya, lagian bagus kan buat nyebarin info gitu :)
    Kalau tiket kamera buat turis asing katanya lebih mahal lagi lho mas.
  • JEJAK ANNAS
    avatar komentator ke-7
    JEJAK ANNAS #Jumat, 15 Jan 2010, 18:33 WIB
    wah mas saya sepakat, kalo blog ini nyajiin benda-benda prubakala. saya kangen dengan benda-benda itu....
    Blog Jejak Annas juga meliput benda-benda bersejarah di Majalengka dunk, biar makin banyak referensinya di jagat maya :D
  • MURWANI
    avatar komentator ke-8
    MURWANI #Jumat, 15 Jan 2010, 15:30 WIB
    horotoyoh...apalagi nih,semakin canggih cari peluang untuk pendapatan
    hahaha, sepertinya begitu Bu, maklum bangsa kita kan paling pinter soal akal-akalan :D
  • VIZON
    avatar komentator ke-9
    VIZON #Jumat, 15 Jan 2010, 13:17 WIB
    Justru dengan dokumentasi yang dirimu muat di blog ini Wij, kita jadi tahu tentang cagar budaya tersebut, dan semakin ingin mengunjunginya suatu saat. Aku termasuk yang protes soal larang-melarang itu
    Terima kasih ya Uda :D
  • VICKY LAURENTINA
    avatar komentator ke-10
    VICKY LAURENTINA #Jumat, 15 Jan 2010, 09:05 WIB
    Bagus, Na. Saya jadi punya ide buat bikin tulisan di blog baru. Saya nggak suka dilarang-larang motret. Saya kepingin mengingat apa yang pernah saya lihat, dan kadang-kadang pengelola cagar budaya tidak memberikan dokumentasi yang memadai tentang itu.

    Tapi saya geli membaca kasus di atas, Na. Sejak kapan motret harus mbayar? Kalau memang dokumentasi itu dipamerkan untuk alasan komersial, jual sajalah fotonya. Tidak usah pakai acara menge-charge kamera segala.
    Mungkin pihak pengelola ingin mendapatkan pemasukan tambahan? Jadi kamera dianggap serupa dengan orang :p
  • NUR
    avatar komentator ke-11
    NUR #Jumat, 15 Jan 2010, 07:30 WIB
    menjawab pertanyaan terakhir: tertarik, IYA. Tapi ga ada waktu dan biaya... :p
    hahaha, kalau liburan dunk!
  • FAHMI!
    avatar komentator ke-12
    FAHMI! #Jumat, 15 Jan 2010, 05:55 WIB
    kadang aku sebel juga dg larangan motret di situs2 bersejarah gitu, padahal dg material foto itu aku bisa ikut bantu2 menyiarkan kekayaan budaya kita dan promo via internet.
    Apa sebab yang punya situs bersejarah ini negara? tp kok negara seakan ndak ngurus yah? :p
  • ANTOKOE
    avatar komentator ke-13
    ANTOKOE #Kamis, 14 Jan 2010, 23:15 WIB
    OOT nih.
    saya suka themes blog ini.
    salam kenal
    salam kenal juga
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-14
    ANNOSMILE #Kamis, 14 Jan 2010, 21:40 WIB
    keren nih si om
    sayang dak ngajak-ngaak saya
    lha wong aku diajaknya mendadak je.
  • OMIYAN
    avatar komentator ke-15
    OMIYAN #Kamis, 14 Jan 2010, 15:59 WIB
    Ga masalah kok kita mendokumentasikan siapa tahu kelak akan ada jejak atas peninggalan yang tiba tiba raib toh dah ada dokumentasi berupa fhoto dan tulisan oleh blogger seperti disini

    lanjut terus masalah aturan selama ga nyinggung KUHP heheheh jepret terussss
    jepret terus? siap! :D