Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Pas motret sunset di Jawa, biasanya sih acaranya bubar selepas pukul 6 sore. Tapi di hari Selasa (23/9/2014) yang lalu, di suatu bibir pantai yang ada di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, matahari sepertinya masih sungkan untuk bersembunyi di balik garis cakrawala meskipun jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam.
Eh, kayaknya waktu dengan kondisi yang seperti ini lebih cocok disebut sebagai pukul setengah 7 sore daripada pukul setengah 7 malam ya? Hehehe.
Masang tripod dulu...du du du du
Kalau kita sering mencermati berita-berita tsunami Aceh tahun 2004 silam, tentu sudah nggak asing lagi dengan nama Lhoknga. Sekadar info, Lhoknga termasuk wilayah yang lumayan parah diterjang tsunami. Ketinggian air laut di tempat ini mencapai 10 meter lebih. Astaga...
Cocok buat duduk-duduk menghabiskan hari.
Nemu batu gede banget! Ini fosil terumbu karang lho.
Ada juga yang main air di sini. Walaupun kok nggak kelihatan yang usianya lebih dewasa dikit. #eh
"Motret apa Bang?"
Pas aku sedang asyik memasang tripod itulah aku dikagetkan oleh suara yang terdengar dari sampingku. Dialah Bobby. Mahasiswa semester 5 jurusan sistem informasi.
Dia datang ke bibir pantai Lhoknga sambil menenteng DSLR Nikon D5300 beserta lensa kit 18-55 mm yang masih bau kardus. Sepertinya, dia juga hunting foto sunset di pantai Lhoknga ini.
“Ini baru beli sekitar sebulan yang lalu. Baru dipakai motretnya sekarang ini Mas.”, ujar Bobby yang mengganti kata sapaan “Bang” jadi “Mas” begitu tahu aku berasal dari kota gudeg
Lantas, sebagai sesama lajang baik hati plus pengguna kamera Nikon, kami pun melewatkan sore hari itu sambil berbincang mesra seputar teknik memotret sunset.
Eh, berhubung barusan aku menyebut kalau diriku ini baik hati #muntah aku juga bakal berbagi teknik memotret senja sama Pembaca lho! Walaupun kita nggak terlalu mesra, huahahaha.
Siap memotret senja berlatar laut?
Sepengamatanku, Pantai Lhoknga ini lokasi yang cocok bingits untuk memotret sunset dan juga objek slow-speed. Pertama-tama, perlengkapan yang perlu disiapkan untuk motret sunset berlatarkan laut adalah tripod, filter ND, dan filter CPL. Pilihan SLR dan lensa bebas sesuai selera.
Tripod sudah jelas berfungsi untuk menahan kamera dari goyang dangdut angin laut. Silakan pakai filter ND (Neutral Density) yang jenis graduated untuk mencegah langit supaya tidak over-exposure. Kalau ingin laut terlihat mulus seperti kapas, tambahkan dengan filter ND biasa. Gunakan filter CPL untuk menguatkan warna langit.
Cocok banget dipajang di kamar mandi buat dilihat sambil ngendhog...
Lumrah-lumrah saja kok motret senja dengan menumpuk banyak filter. Tapi ingat lho! Menumpuk banyak filter akan mengurangi kualitas ketajaman dan warna foto. Makanya, gunakan filter dengan bijak sesuai kondisi di lapangan (yang mungkin susah diprediksi ). Selain pakai filter, kita juga tetap bisa minta bantuan software pengolah foto kok.
Sebagaimana foto berjenis landscape, aku selalu pakai ISO 100 dan bukaan diafragma f/11. Cari komposisi yang pas, tekan tombol rana, dan biarkan kamera bekerja. Sederhana toh?
Eh, pikirmu, motret itu gampang? Ya, ENGGAK! Kan nyari komposisi dan momen yang pas itu susah juga! Wekekekek.
Akankah ku dapat berjumpa denganmu lagi kelak di esok hari? #sokromantis
Oh iya, untuk Pembaca yang ingin memotret foto diri (semacam selfie ) dengan latar senja, aku sarankan memakai mode A (Nikon) atau Av (Canon) dan mengaktifkan flash dengan mode slow sync supaya latar senja masih terekam baik dan wajah tidak gelap. Contohnya seperti foto di bawah ini nih.
Dijepret tanpa pakai flash. Gelap toh?
Dijepret dengan flash slow-sync. Lebih terang toh? Tapi lebih jelek karena aku ikut nampang, hahaha.
Seiring dengan dikumandangkannya azan Maghrib pada pukul 7 sore (soalnya langitnya belum benar-benar gelap), Bobby pun pamit pulang. Ternyata, jauh juga jarak dari rumahnya di Kota Banda Aceh ke Pantai Lhoknga. Ada sekitar 20-an km.
Ya udah deh Bobby. Hati-hati ya! Semoga dirimu segera menguasai kamera barumu. Jangan lupa! Sering-sering baca buku manual kameramu itu ya! Hahaha.
Pembaca apa sudah khatam baca buku manual kamera?
Eh, maksudku suka memotret senja di pantai?
NIMBRUNG DI SINI
Kalau aku sih emang seneng nyari pantai yang berbatu. Asik buat obyek foto.
Btw, kamu ke Lhoknga ngapain? Huhuhu, kangen Aceh... :( Aku 20 thn tinggal di sana p... Eh tapi Aceh Utaranya sih...
Pantai Lhoknga emang cakep .. jarang-jarang pantai di Aceh itu bersih. Kebanyakan kotor dan pasirnya hitam.
Ini ke Lhoknga cuma mampir lewat doang mbak. Kebetulan pantainya bagus terus berhenti deh.
Aku malah baru tahu lho kalau Mbak Fanny dulu pernah tinggal di Aceh.
Komen nggak nyambung sama artikel.
Keren Mas Wis.. WOW..
Aku mau donk difotoin.. di GSP aja gpp.. hahaha
jauh g ini dari banda?sampe ke pulau we juga?
Wah, kemarin itu nggak sempat ke Pulau Weh
kepingin ke sini oalaah....
framework opo to?ora CMS ya?
kaburrrrrr