Halooo Pembaca! Sudah baca dunk artikel yang menceritakan pengalamanku pas memotret matahari terbit (walau nggak muncul sih karena mendung ) berlatar Candi Borobudur dari Punthuk Setumbu?
SILAKAN DIBACA
Nah, kali ini aku pingin berbagi tips memotret matahari terbit dari Candi Borobudur dari Punthuk Setumbu. Berhubung aku memakai DSLR, jadi mohon maaf ya kalau ruang lingkup tips adalah kamera DSLR beserta lensanya.
Nah, bicara tenang hasil foto. Tentunya Pembaca nggak mau dong kalau hasil fotonya Pembaca seperti dua foto di bawah ini kan ya?
Kesalahan 1: Fotonya goyang!
Kesalahan 2: Fotonya tidak fokus!
Nah, jadi apa saja tips memotret dari Punthuk Setumbu? Ini dia nih!
-
Bawa Tripod!
Soalnya, memotret di panjang fokal yang panjang itu butuh kecepatan rana yang lambat. Kalau kamera hanya dipegang tangan, rawan banget membuat kita tangan goyang. Akibatnya kameranya goyang dan akhirnya membuat hasil fotonya ikut “goyang” juga.
-
Perhatikan Garis Khatulistiwa di Foto!
Soalnya kontur tanah di puncak bukit Punthuk Setumbu itu nggak rata. Jadi, lumayan susah untuk memotret garis khatulistiwa yang lurus. Apalagi pas sinar matahari masih redup.
-
Cari Titik Fokus Pakai f/5.6 atau f/2.8!
Kalau memotret pukul 6 pagi, saat matahari belum terang (apalagi mendung), sistem autofokus kamera bakal susah mencari titik fokus dengan diafragma sempit (f/8, f/11, ...). Teorinya sih, kalau memakai difragma lebar (f/5.6, f/2.8, ...) kan bakal banyak cahaya yang masuk ke kamera jadi memudahkan kerja sistem autofokus.
-
Matikan Autofokus dan Jepret dengan f/8 atau f/11!
Lho? Kok kontradiksi dengan tips ke-3 ya? Eits! Ini nih maksudnya:
- Aktifkan sistem autofokus (di lensa atau body kamera)
- Pilih mode Aperture Priority dan pilih f/5.6, f/3.5, f/2.8, atau yang nilainya lebih kecil.
- Cari titik fokus dengan sistem autofokus. Paling gampang itu stupa induk Candi Borobudur. Biar cepat, atur sistem autofokus ke Single Area AF dan letaknya di tengah frame.
- Setelah dapat titiknya, matikan semua sistem autofokus.
- Ubah difragma menjadi lebih sempit (f/8, f/11, ...)
- Jepret!
- Ulangi langkah 1-6 untuk memotret foto baru.
-
Gunakan Lensa dengan Panjang Fokal yang Panjaaang!
Dengan asumsi siluet Candi Borobudur bakal mendominasi foto, maka wajib hukumnya memotret memakai lensa panjang. Nah, apa saja lensa yang tergolong lensa panjang itu? Ini beberapa di antaranya.
Ekonomis: Nikon AF-S 55-300mm, Rp3 juta-an.
Menengah: Nikon AF 70-300mm, Rp5 juta-an.
Canggih: Nikon AF-S 70-200mm, Rp24 juta-an.
Yang aku sebutkan lensa Nikon, karena aku pemakai Nikon, hehehe.
Apa sih untungnya pakai lensa canggih? Yang jelas kualitas hasil fotonya lebih bagus. Apalagi lensa 70-200 punya bukaan diafragma f/2.8 di setiap panjang fokal. Jadi, pencarian fokusnya lebih cepat dan lebih akurat dibanding lensa yang lain.
Kemahalan? Ya udah nggak usah beli. Sewa aja kali! Seperti Paris menyewa lensa 55-250 dari Canon seharga Rp125.000. Tempatnya seperti di Lensa Jogja ini nih.
Kalau aksi pembaca seperti rekan fotografer ini, (setidaknya) dijamin bakal dapat foto yang memuaskan deh.
Siap motret dari Punthuk Setumbu Pembaca? Nantikan lagi artikelku yang mengulas cara mengedit foto RAW hasil pemotretan dari Punthuk Setumbu ya!
@videoyoutube S5xpjcTjtOk
Jangan lupa, tonton video kami ini untuk penyemangat. Hahaha.
NIMBRUNG DI SINI
yah, walaupun tips yang dslr, masih bisa di pake di kamera saku, tapi kan lebih enak kalo
yang pure kamera saku