Rabu dini hari, tanggal 17 Agustus 2011, untuk yang kedua kalinya aku mengikuti upacara bendera di Candi Abang bersama teman-teman pesepeda. Di tempat yang sama, di waktu yang sama, dan dengan bendera yang sama pula. Masih merah dan putih tentunya.
Adapun mereka, yang ikut upacara kali ini, sedikit banyak mengalami perbedaan. Ada yang tahun lalu ikut, sekarang tidak. Ada yang tahun ini ikut, tahun kemarin tidak. Tapi memang seiring dengan berlalunya waktu, kita menjadi berbeda, bertambah usia, seperti kemerdekaan bangsa kita ini, yang mana kita tak pernah berhenti berharap agar bangsa kita menjadi lebih baik.
Namun, kadang aku berpikir bahwa harapan sebagian besar hanya akan berlalu sebagai angan. Cemas bahwa apa yang terjadi di hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Situasi yang tidak menyenangkan, namun mau tidak mau harus kita hadapi, agar kita tetap melangkah maju.
Lampu sangat penting untuk membantu menemukan tombol kamera
(dijepret oleh Anwar)
Kondisi Pemotretan
Seperti kondisi pemotretan di malam hari itu: gelap, dingin, berangin. Situasi yang sulit, namun bukan berarti tak mustahil untuk diatasi.
- Tripod adalah senjata wajib, tidak ada kompromi!
- Lampu untuk membantu penglihatan.
Selebihnya adalah kejelian bermain komposisi di gelapnya malam dan sesekali light painting. Yang kumaksud light painting adalah menerangi obyek dengan cahaya senter LED saat long exposure. Tidak ada aturan baku, semua kembali kepada kreativitas.
Hanya saja, mungkin aku terlalu mempercayai “firman” yang berlalu di benakku bahwa aku harus bertahan di f/4, lebih dari 3 detik, dan ISO 800 dengan Nikon D80 beserta lensa AF-S 18-135 DX.
f/4, 0.6 detik, ISO 800
f/4.5, 4 detik, ISO 800
f/4, 2 detik, ISO 800
f/4, 5 detik, ISO 800
Tak ada yang tak mungkin bukan? Tentang motret upacara bendera di malam hari. Jelek itu biasa. Bagus menyusul setelah berkali-kali berlatih. Asalkan kita terus belajar memperbaiki diri.
Memang, tak semua orang berkenan upacara bendera di tengah malam. Tapi kalau menurutku, jangankan malam hari, di pagi hari pun tak semua orang berkenan upacara bendera.
Ah, semoga pikiranku itu salah. Bagaimana dengan anda pembaca? Upacara bendera juga kah?
NIMBRUNG DI SINI
Salam kenal juga :)
yg ga saya suka ngepite ra kalafh... #marmos
hehehe...semoga taun2 kedepan masih bisa kita lakukan kegiatan positif and real semacam ini...like this...bravo spss!!!