Halooo Pembaca!
Ketemu lagi bareng aku, Wijna, di artikel mengolah foto RAW menggunakan Adobe Lightroom edisi ke-2.
Jepret Pakai Format RAW
Mungkin banyak di antara Pembaca sekalian yang memiliki kamera DSLR. Sering motret juga, tapi mayoritas fotonya dijepret dengan format JPG. Ya, nggak salah sih. Tapi kalau kita ingin hasil foto kita lebih “nyeni” ada baiknya kita jepret foto kita dengan format RAW.
Kenapa? Sebab dengan format RAW, memungkinkan kita untuk mengolah foto menjadi lebih keren lho! Olah foto ini sering disebut dengan istilah editing. Aplikasi pengolah foto yang kupergunakan adalah Adobe Lightroom 3.
Oh iya, editing foto semacam ini bukan hal yang “dosa” kok. Asalkan tidak berlebihan, masih dalam batasan wajar. Ibaratkan saja seperti pembaca memasak makanan, kalau penyajiannya cantik tentu akan mendongkrak kenikmatan saat menyantapnya kan? Hehehe.
Oke deh, nggak usah berpanjang lebar. Mari kita edit foto matahari terbit (sunrise) yang aku jepret dari puncak Candi Abang ini.
Foto Matahari Terbit Jadi Bagus
Motret suasana saat matahari terbit adalah hal yang gampang-gampang-sulit. Umumnya tentu kita akan menyertakan matahari terbit sebagai objek fotonya. Ketika dijepret hasilnya (umunya pula) bakal seperti ini.
Kesan matahari terbitnya hilang toh? Putih banget langitnya!
Hehehe, kalau pembaca menyadari foto itu “salah”, maka mari kita jepret sekali lagi. Tentu dengan pengaturan foto yang berbeda supaya “kesalahan” di foto sebelumnya tidak terulang lagi.
Solusinya mudah saja, di foto yang pertama aku jepret dengan kecepatan rana (shutter speed) 1/20 detik. Di foto yang kedua aku jepret dengan kecepatan rana yang lebih cepat, yakni 1/60 detik.
Hasilnya seperti foto di atas. Tekstur langit saat matahari terbit terselamatkan! Horeee! Tapiii ... akibatnya hamparan rumput dan pohon menjadi gelap banget. Doh!
Tenang! Kita akan menerangkan bagian yang gelap dengan olah foto! Tentu aku memotretnya dengan format RAW.
Ayooo, buka aplikasi Adobe Lightroom-nya yaaa!
Pertama, aku buat agar lebih terang (sedikit), ubah nilai Exposure jadi +0.33. Kemudian pilih tool Graduated Filter. Posisikan di dekat cakrawala, yaitu garis di mana perbedaan gelap-terang mencolok. Lebar area Graduated Filter disesuaikan. Aku menggunakan Exposure +2.34 di pengaturan Graduated Filter.
Bagaimana? Terselamatkan juga toh hamparan rumput dan pohonnya? Hehehe.
Kemudian, aku buat lagi Graduated Filter dan kutempatkan di langit. Pengaturannya adalah Exposure –0.66, Contrast 56, dan Saturation 58.
Hasilnya, langit terlihat lebih bertekstur.
Kembali ke pengaturan foto pada umumnya, aku ubah nilai Black Clipping 8, Contrast 3, Highlight Recovery 90, dan Temperature 5333.
Aku jarang menggunakan fitur Tone Curve, tapi kali ini aku akan menggunakannya. Aku ubah nilai Dark Tones 17 dan Light Tones –22.
Apalagi ya? Hmmm, aku masih merasa hamparan rumputnya sedikit aneh.
Oke deh, aku gunakan tool Brush Stroke yang kusapukan ke hamparan rumput. Pengaturannya adalah Exposure –0.66, Brightness 15, Contrast 27, dan Saturation 29.
Aku juga menghilangkan Vignetting di sudut-sudut foto dengan Amount 22 dan Midpoint 50.
Foto sudah oke, tapi menurutku kurang warnanya cerah.
Aku ubah Saturation jadi 8 dan Vibrance jadi 56. Karena hamparan rumputnya terlampau hijau, jadi pada pengaturan Brush Stroke yang aku gunakan tadi aku ubah nilai Saturation jadi 8.
Tak hanya itu, aku ubah Green Luminance Shift jadi –52 dan Green Saturation Shift jadi –30.
Terakhir, aku naikkan Contrast jadi 19.
Selesai deh!
Bagaimana menurut Pembaca? Editing foto pakai Lightroom itu nggak sulit toh?
NIMBRUNG DI SINI
punya software lightroomnya gak?
baru tau tentang brush stroke.