Hobi fotografiku yang muncul tanpa diduga di semester 3 mengantarkanku menjadi tukang foto angkatan. Selanjutnya, merambah menjadi tukang foto Himatika. Dan hari ini, Rabu (2/1/2008) aku ditugaskan menjadi tukang foto Program Studi (Prodi) Matematika FMIPA UGM. Hmm... tantangannya dari hari ke hari makin berat ya? Tapi juga semakin mengasyikkan!
Sesi Pemotretan Dosen adalah tugas yang diberikan kepadaku dari Pak Irwan Endrayanto selaku dosen yang merawat website Prodi Matematika UGM. Ini merupakan kesempatan langka yang mungkin saja tidak bisa terulang untuk kedua kali! Jadinya, aku harus memfoto para dosen Prodi Matematika UGM sebaik mungkin. Kalaupun bisa ya jangan sampai ada kesalahan deh.
Foto-foto yang aku jepret di sesi pemotretan dosen ini rencananya akan dipajang di website Prodi Matematika UGM. Sesi pemotretan ini mengambil lokasi di ruang rapat Prodi Matematika UGM. Kebetulan, di hari ini para dosen sedang melangsungkan rapat evaluasi kegiatan belajar-mengajar. Jadi, di sela-sela rapat Pak Irwan meminta mereka bergiliran untuk aku foto.
Pinjaman Flash Nikon SB-24
Karena sesi pemotretan berada di ruangan yang pencahayaannya temaram plus setting yang seadanya, Pak Irwan menawarkan bantuan teknis untukku yaitu sebuah flash eksternal Nikon SB-24!
Nikon SB-24 merupakan flash eksternal seri menengah yang lumayan populer di tahun 90-an. Karena SB-24 termasuk flash eksternal lawas, maka ada beberapa fungsi di SB-24 yang tidak bisa berjalan di D80. Tapi, untuk pemotretan dosen yang sederhana seperti saat ini, aku dan Pak Irwan menganggap SB-24 lumayan bisa untuk diandalkan.
Ini adalah pertama kalinya aku menggunakan flash eksternal. Menariknya, aku baru mendapat pinjaman SB-24 dari Pak Irwan selang 1 jam sebelum sesi pemotretan dimulai, hahaha.
Pak Irwan hanya mengajarkan dasar-dasar penggunaan SB-24, sebab beliau hendak mempersiapkan materi untuk rapat. Jadi ya, aku hanya punya waktu 1 jam untuk bereksperimen menggunakan SB-24. Untungnya, di sekitar ruangan dosen aku lihat ada beberapa anak matematika 2005. Langsung saja, aku pakai mereka sebagai model percobaan, hehehe.
Weh! Ternyata susah juga mengoperasikan flash eksternal! Sebabnya, pengaturan SB-24 di D80 harus diatur secara manual. Tidak semudah menggunakan flash built-in yang hanya tinggal jepret saja.
Sering sekali foto menjadi under exposure atau malah over exposure. Aku sudah mencoba teknik bouncing flash (mengarahkan flash ke langit-langit) untuk mengurangi kekuatan pancaran flash, tapi tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
Bahkan sampai menjelang sesi pemotretan, aku dan Pak Irwan nggak bisa menemukan pengaturan yang sesuai untuk SB-24. Akhirnya, karena terbatasnya waktu dan baterai SB-24 yang sudah habis, maka kami memutuskan memakai flash built-in D80 saja. Hiks!
Memotret Dosen Matematika UGM
Aku sempat merasa tegang pas mempersiapkan perlatan untuk memotret dosen. Rasanya seperti ketika memotret teman-teman cewek untuk pertama kali, hahaha.
Karena aku mahasiswa yang kerap bercuap-cuap dan berbuat nyeleneh di kelas , mayoritas dosen sudah mengenalku. Jadi ya lumayan lah suasana sesi pemotretan dosen ini nggak terlalu kaku. Beberapa kali mereka melempar senda-gurau yang mencairkan keteganganku.
Ini mungkin pertama dan terakhir kalinya aku memotret para dosen Prodi Matematika UGM. Aku memang tidak memfoto semua dosen sebab ada beberapa dosen yang berhalangan hadir rapat.
Kesimpulan
Setelah me-review foto-foto sesi pemotretan dosen di rumah, aku berkesimpulan bahwa kemampuanku menggunakan flash masih belum memuaskan. Memang, ketika kita dipanggil untuk berkiprah di kancah dunia, kita harus siap ditempatkan di posisi apa pun.
Contohnya saja ya pengalamanku pada hari ini. Karena aku dicap sebagai seorang tukang foto, mau-tidak-mau aku harus siap ditempatkan di bidang fotografi yang bukan keahlianku. Kalau dipikir-pikir, aku sendiri juga nggak mau terus-menerus berkutat memotret pemandangan atau pagelaran kesenian saja.
Sesi pemotretan dosen hari ini merupakan suatu pembelajaran buatku. Untuk lebih mendalami pelajaran “memotret portrait dengan flash” ujung-ujungnya aku harus punya flash eksternal.
Pas liburan kemarin, aku sempat bertandang ke toko kamera langganan di Jakarta. Flash eksternal kelas menengah, Nikon SB-600, dijual dengan harga Rp2,1 juta. Ada sih flash eksternal pihak ketiga yang harganya lebih murah. Tapi ya fitur-fitur dan kualitasnya tidak sebaik flash eksternal milik Nikon. Sepertinya aku harus sabar menabung untuk bisa membeli flash SB-600 tersebut.
Tidak hanya itu, dari sesi pemotretan dosen ini, ada beberapa dosen yang semula tidak mengenalku jadi mengenal diriku, hehehe . Semakin populer nih jadinya. Yah, bisa jadi di kemudian hari, benak mereka akan mengindentikkan mahasiswa matematika yang di lehernya tercantol SLR dengan diriku, hahaha.
Menurutku, sesi pemotretan dosen ini merupakan suatu kesempatan langka sekaligus suatu kehormatan, karena aku bisa membanggakan mereka tidak hanya dengan prestasi akademik tetapi juga dengan keahlianku.
NIMBRUNG DI SINI
Saya pernah sekali diajar Matematika, waktu ngajar Ibu itu sangat sabar...
akhirnya ada juga foto dosen gi rame rame,