Kali ini aku mau cerita soal pengalamanku mereparasi lensa Nikkor 18-135 DX. Ya, siapa tahu ceritaku ini berguna buat Pembaca yang punya DSLR. Intinya sih, cepat atau lambat, apa pun lensa kameranya, bakal mengalami kasus yang sama seperti lensa Nikkor 18-135 DX punyaku ini, hehehe.
Bercak Putih di Lensa Kamera
Jadi ceritanya gini. Sekitar pertengahan tahun 2014, aku merasa ada yang aneh dengan hasil jepretanku. Semacam ada bercak putih samar-samar gitu di bagian tengah foto. Paling jelas sih pas aku motret Curug Bugbrug di bawah ini.
Bercak putih di tengah foto itu lho.
Awalnya, aku pikir ini cuma semacam fenomena lens flare biasa. Sebab, bercak putih ini umumnya muncul di kondisi pemotretan yang cenderung backlight.
Tapi yaaa supaya lebih yakin, aku kemudian nyoba motret pakai lensa-lensa lain dengan beragam setting pemotretan. Tapi ternyata, dari sekian banyak lensa yang aku jajal, hanya lensa Nikkor 18-135 DX ini yang hasil fotonya memunculkan bercak putih. Duh! ....
Akhirnya, dari uji coba di atas dan juga mengamati kondisi fisik lensa, tibalah aku pada suatu kesimpulan. Lensa Nikkor 18-135 DX yang sering aku pakai itu berdebu di bagian dalam lensa!
Kenapa bisa ada debu yang masuk ke bagian dalam lensa? Itu karena tiga hal berikut.
- Karena aku sering copot-pasang lensa (dengan lensa Nikkor 35 DX). Jadi, ada kemungkinan debu masuk dari lubang belakang (pantat) lensa.
- Cara kerja zoom pada lensa (apa pun) itu kan menghisap udara. Akibatnya debu juga rawan terhisap masuk ke lensa.
- Struktur lensa kan tidak benar-benar kedap udara. Jadi, masih ada celah bagi debu untuk menyusup masuk lensa.
Berdebu...lumayan...parah...
Lha terus gimana supaya debu nggak masuk ke lensa kamera? Gampang! Simpan saja itu kamera dan lensa di dry box kedap udara dan JANGAN PERNAH SEKALIPUN DIKELUARKAN! Maksudku itu, biar kamera dan lensanya jadi pajangan di dalam dry box saja, hehehe.
Yakin deh aku, kalau disimpan di dalam dry box dan nggak pernah dikeluarkan, pasti kamera dan lensanya bakal bersih untuk selama-selamanya, hehehe.
Pertolongan Pertama ke Pak Tumijo
Kalau aku sendiri menganggap debu yang masuk ke lensa ini termasuk resiko penggunaan kamera. Pembaca ngerti sendiri toh? Aku kalau blusukan itu kan di medan yang rawan bikin kamera dan lensa kotor. Apalagi umur Lensa Nikkor 18-135 DX ini sudah 7 tahun dan belum pernah sekalipun diservis.
Jadi ya apa boleh buat. Di pertengahan Oktober 2014, aku pun meluncur ke rumahnya Pak Tumijo. Beliau ini sudah terkenal di seantero Yogyakarta sebagai orang yang handal mereparasi kamera.
“Makanya, banyak yang milih lensa prime daripada lensa zoom karena lensa prime itu lebih awet”, kata Pak Tumijo
“Kenapa ya Pak?”, aku penasaran
“Lensa zoom kan banyak celahnya buat debu masuk. Misalnya aja pas nge-zoom kan debunya bisa masuk. Lagipula zoom-nya ini lama-lama rawan macet.”, jelas Pak Tumijo
Pak Tumijo andalan kita semua.
Betul juga yang dibilang sama Pak Tumijo. Lensa Nikkor 18-135 DX-ku ini zoom-nya sudah mulai seret. Lha wong dulu itu pas aku ke Sulawesi Selatan, mendadak baut di dalam lensanya lepas satu! Itu kejadiannya pas aku lagi bolak-balik nge-zoom lensa. Apa ya nggak jadi bikin panik? Tapi ya Alhamdulillah sih lensanya masih bertahan sampai sekarang.
Akhir Oktober 2014, Lensa Nikkor 18-135 DX sudah selesai direparasi sama Pak Tumijo. Ongkosnya Rp100.000 untuk membersihkan bagian dalam lensa (istilahnya cuci lensa) dan memperbaiki zoom-nya yang seret. Lebih murah lah daripada mesti dikirim ke pusat servis resmi Nikon di Jakarta.
Bercak Hilang, Ketajaman Berkurang
Setelah itu, aku nyoba pakai Lensa Nikkor 18-135 DX ini buat motret persiapan sekaten di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Pas lagi motret-motret sih nggak ada masalah. Nah, pas aku mengamati hasil transfer file fotonya di komputer, barulah aku merasa ada masalah.
Aku merasa ada yang aneh sama hasil fotonya. Bercak putih di tengah fotonya sih sudah hilang. Tapiii... kok fotonya jadi buram di pinggir-pinggirnya ya? Apa pas waktu itu aku motretnya goyang (camera shake)? Tapi kan aku motretnya itu pas di siang hari bolong. Masak ya goyang sih?
Kemudian aku uji ketajaman lensa di dalam ruang pakai bantuan tripod dan self-timer. Kalau begini, seharusnya kameranya nggak bakal goyang toh? Tapi ternyata, di pinggir-pinggir fotonya tetap saja buram! Duh!...
Aku lantas berprasangka. Jangan-jangan, saat Pak Tumijo mebongkar-pasang lensa Nikkor 18-135 DX ini ada bagian yang salah posisi. Sepertinya, ini misfokus deh.
Perhatikan yang di kotak merah kiri dan kanan.
Di kotak kiri buram.
Sedangkan di kotak kanan tajam.
Awal November 2014, aku balik lagi ke Pak Tumijo untuk mereparasi ulang lensa Nikkor 18-135 DX. Tapi yah... hasil ketajamannya masih kurang memuaskan. Sempat beberapa kali sih aku bolak-balik ke Pak Tumijo untuk ngecek hasil reparasi yang ternyata masih bermasalah. Duh, kapan ini bisa benernya ya?
Sampai akhirnya, di akhir November 2014 aku nyerah. Mungkin Pak Tumijo dengan segala kemampuan dan fasilitas di bengkel kerjanya itu kurang bisa memberikan hasil yang maksimal.
Apalagi, di akhir November sampai pertengahan Desember aku disibukkan dengan tugas-tugas negara macamnya ke Surabaya-Malang, Dieng, dan Padang. Daripada nggak bisa motret sama sekali, mending motret pakai lensa yang nggak tajam saja toh?
Pilihan Pamungkas di PT Nikon Indonesia
Daripada kelamaan membiarkan lensa rusak, akhir Desember 2014 aku kirim saja itu lensa Nikkor 18-135 DX ke service center Nikon di PT Nikon Indonesia, Wisma 46 – Kota BNI, lantai 35, Jl. Jenderal Sudirman kav 1, telepon (021) 574 7454. Bayar mahal nggak apa-apa deh, yang penting lensanya cepet nggenah.
Service Center Nikon di PT Nikon Indonesia (bukan Alta Nikindo).
Aku baca-baca di internet, katanya sih reparasinya butuh waktu sekitar satu sampai dua minggu. Tapi lewat empat minggu kok masih belum ada kabar. Ndilalah pas aku pulang tanpa rencana akhir Januari 2015 lalu, aku dapet kabar baik dari Bapak.
“Mas, kemarin orang Nikon telepon, lensamu sudah jadi.”
Alhamdulillah! Jadilah di hari Senin (26/1/2015) aku main ke service center Nikon. Kalau pakai angkutan umum bisa naik Trans Jakarta koridor 1 terus turun di halte Dukuh Atas.
Ternyata di sana selain service center juga ada ruang pamer kecil! Bener-bener Nikon’s little heaven ini! Kyaaaa! #histeris
Coba tebak yang di tengah itu kamera Nikon seri apa?
Ngiler...
Komponen yang Bermasalah
Keseluruhan biaya reparasi lensa Nikkor 18-135 DX ini adalah Rp1.251.800! Kira-kira ya sekitar 1/3 dari harga asli lensa (tapi lensa ini udah nggak diproduksi lagi). Itu dengan perincian biaya ganti komponen sebesar Rp958.000, jasa reparasi Rp180.000, dan PPN 10%.
Supaya Pembaca nggak penasaran komponen apa saja yang diganti, ini nih daftarnya.
Cover Sheet
Ini plastik isolasi pasti dicopot kalau membongkar lensa. Biayanya kira-kira Rp50.000 per buah.
Zoom Rubber
Komponen ini bakal jadi longgar kalau sering dipakai nge-zoom. Apalagi kalau sering terkena air, daya rekatnya jadi memudar. Biayanya kira-kira Rp100.000 per buah.
Inner Fixed Tube Unit
Komponen ini berperan pada mekanisme zoom. Bakal cepet rusak kalau sering dipakai nge-zoom. Kalau komponen ini bermasalah berarti mekanisme zoom lensa jadi macet bin seret. Biayanya kira-kira Rp400.000 per buah.
5th Lens Group Unit
Lensa Nikkor 18-135 DX itu kan tersusun dari 15 elemen lensa yang terbagi jadi 13 grup. Nah, grup lensa kelima ini terdiri dari 2 elemen lensa yang HARUS TETAP MENYATU. Kalau seandainya dua lensa ini dipisahkan ya... bubar sudah... mesti ganti komponen baru. Biayanya kira-kira Rp450.000 per buah.
Dugaanku sih ya (dugaanku lho!) pas lensa Nikkor 18-135 DX ini dibersihkan oleh Pak Tumijo untuk pertama kalinya itu, beliau membongkar 5th Lens Group Unit ini. Entah sengaja atau nggak, yang jelas akhirnya hasil fotonya jadi nggak tajam.
Perihal panduan membongkar-pasang lensa Nikkor 18-135 DX ini bisa Pembaca simak pada tautan di bawah ini.
http://lens-club.ru/public/files/pdfs/b8e8246252629d4fdc67b33247c12a34.pdf
Setelah direparasi oleh PT Nikon Indonesia, jelas ketajaman lensa Nikkor 18-135 DX kembali normal. Jadinya, aku bisa kembali berburu air terjun dengan tenang deh, hohoho! #senang
Segitu dulu deh ceritaku ini. Kalau misal Pembaca punya pengalaman reparasi lensa Nikon, boleh lho diobrolin di kotak komentar. Terima kasih!
NIMBRUNG DI SINI
tahunan. Secara fungsi kayaknya cukup aman. Nah
palingan pengen cuci lensa gitu, habisnya kaya ada
njamur gitu meskipun sedikit. Kirakira lebih baik
dibawa ke Alta Servis Center atau cukup di toko-
toko servis kamera biasa ya ??
Jadi ternyata memang pas dipindah ke laptop, foto hasil jepretan Nikon Coolpix S3500 tetap ada garis biru pada bagian kiri.
Nah ketika hasil tangkapan kamera aku zoom bagian kanan, garis itu hilang yang berarti kerusakan bukan pada layar. Kira-kira problemnya ada dimana ya?
Oh ya, di tempatnya Pak Tumijo bisa benerin case ini juga? Suwun.
Menurut saya begini cara mengeceknya. Coba file foto hasil jepretan tersebut dipindah ke komputer/laptop, kemudian diamati hasilnya.
Jika, pada foto terdapat garis, maka mungkin ada benda asing yang menghalangi lensa atau sensor kamera.
Jika, pada foto tidak terdapat garis, maka besar kemungkinan layar LCD kamera sedikit bermasalah. Biasanya yang seperti ini terjadi jika daya baterai hampir habis atau komponen panas karena pemakaian yang terlalu lama.
Coba saja dibawa ke Pak Tumijo. Kalau hanya sekadar menghilangkan benda asing yang masuk ke dalam kamera, mungkin beliau bisa membersihkannya.
Benarkah itu? Kira-kira berapa ya biayanya kalau diservis?
Kondisi terkini lensaku : ada sedikit debu, sedikit jamur, hasil jepret buram di pinggir...
Macetnya itu seperti apa ya? Apa motor autofokus lensanya nggak jalan? Ataukah mekanisme zoom lensanya macet nggak mau memanjang dan memendek?
Kalau masalahnya di motor autofokus lensa, biasanya sih ongkos reparasinya lebih mahal daripada masalah di mekanisme zoom. Soalnya yang bermasalah di komponen elektroniknya.
Soal ongkos reparasinya aku kurang tahu persisnya ya. Tergantung kerusakannya kan? Tapi, kalau mengacu ke pengalamanku mereparasi lensa di Service Center-nya Nikon, mungkin reparasi lensamu bakal menghabiskan ongkos nyaris 1 juta Rupiah.
Kalau mau beli lensa baru, sayangnya lensa 18-70 kan sudah nggak diproduksi lagi. Gantinya lensa 18-140 VR yang kualitasnya sih menurutku lebih bagus yang 18-70.
Menurutku ya, kalau keuanganmu mepet dan cuma bisa buat mereparasi lensa, ya lensa 18-70 nya itu direparasi saja. Tapi ingat, lensa hasil reparasi biasanya kualitasnya nggak bakal kembali 100% seperti baru. Paling ya 80% - 90% tapi itu sudah cukup buat melanjutkan motret. :D
goyang, harus gimana ya mas selain beli
baru
Nah, lensa Nikon kit-ku yang 18-55 itu juga gak fokus area pinggirnya. Gua kira emang karakter lensanya ternyata tercerahkan oleh tulisan pengalaman blogmu.
Thanks yah sudah mencerahkan ..oh ya, mahal juga yakk ..hahaha.
Kalau beli kamera bekas memang resikonya seperti itu.
Apa tukang servis biasa yang sudah berpengalaman di bidangnya gak bisa balikin ke semula ya brod..?!
lensa ke kamera apa namanya ya? Punya ane
jatuh di dlm tas. Pas di buka penguncinya
patah.. jd di pasang di kamera miring gak pas
lagi. Tks ya. Tlg respons
servis centre nikon jakarta\" tp belum juga normal\"
klu aq hitung2 sih biaya refarasix sdah melebihi
harga lensax\" tp karna aq suka lensax makax aq
ngotot memperbaikix terus\" tp sayang belum normal
sampai skrg\" mohon saranx
Kalau lensa yg habis direparasi memang biasanya nggak bisa 100% kondisinya balik seperti baru. Tapi seenggaknya kalau diservis resmi ada garansi. Ya memang kita sebagai konsumen harus teliti ngecek setelah diserah terimakan.
apakah kira2 biayanya sampai 1 jutaan kaya punya anda yah kalo di service? padahal
lensanya kalo dijual kira-kira cuma 800 ribu. aduh, galau
__- Aku mikirnya sih krn udh tua ya... udh niat mw ganti sih..cuma emg bukan NIKON.
Eh aku baru tau ni kalo Nikon service centernya di atas kantorku ^o^... aku di Ground
floor sih..jrg2 main k atas p ah jd gampang kalo ntr jd beli Nikon, dan mw nyervis :)
tumijo.. permasalahannya juga sama mas,
lensanya kotor.. waktu itu katanya pengerjaan 3
minggu.. pas dicek setelah lebih dari 3 minggu
ternyata belum selesai.. beliau bilang sorenya
datang lagi dan kamera sudah selesai.. lama juga
rentang 3 minggu itu mengingat di tengahnya ada
acara yg butuh kamera sampe harus pinjem.. :|
Alhamdulillah kembali seperti semula, bahkan hasil fotonya lebih bersih dan tajam...