Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Jumat, 11 November 2011, 07:27 WIB

Bagi sebagian besar orang, kemeriahan festival yang dibalut dengan sorotan lampu berwarna-warni itu lebih memukau mata dibandingkan bila digelar di siang hari. Itu betul. Aku pun setuju. Sebab, ada nuansa warna yang bakal tampak mencolok oleh sorotan lampu bila disaksikan dalam situasi gelap. Tapi, ketika sudah berbicara tentang fotografi, bagiku festival di malam hari tak lebih dari sekadar mimpi buruk!

 

Lho kenapa?
Jawaban singkatku: GELAP!

 

Jangan pernah lupa! Fotografi adalah seni melukis dengan cahaya. Saat malam hari, intensitas cahaya jelas sangaaat berkurang dibandingkan pada di siang hari. Cahaya lampu paling terang sekalipun belum bisa menyamai kekuatan cahaya ciptaan Tuhan alias matahari. Saat matahari beranjak turun dan berganti dengan rembulan yang menerangi malam, saat itulah kita perlu mengubah siasat dalam memotret.

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 1Kalau penontonnya segini banyak gimana bisa motret nyaman ya? 

 

Berandai-andai di Sana Seperti Apa...

Mari kita berandai-andai. Pembaca datang ke sebuah festival, berharap untuk memotret. Festival digelar selepas magrib. Suasananya gelap dengan tata lampu ala kadarnya. Karena bukan jam kerja, penonton berjubel memenuhi area festival. Dengan kondisi seperti itu apa yang bisa Pembaca lakukan?

 

Jadi, mari kita bermain aman! Sebab langkah nekat selalu dimulai dari kondisi aman, betul?

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 2Selamat! slogan Jogja Tumpleg Bleg Sukses dipenuhi. 
Memang lebih gampang mengejar target kuantitas penonton daripada kualitas karnaval  

 

ISO Tinggi = Kewajiban

Silakan ambil kamera pembaca–entah itu SLR, kamera saku, atau piranti lainnya–dan atur ISO ke nilai tertinggi. Biasanya pengaturan ISO dapat dilakukan dengan tidak menempatkan kamera di mode otomatis (auto).

 

Pegang Kamera

Pegang kamera erat-erat. Selain untuk mencegah kamera pembaca jadi korban maling , memegang kamera erat-erat akan mencegah kamera untuk bergoyang ketika mengambil foto yang dapat berujung kepada efek camera shake.

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 3Peserta karnaval jadi selebriti untuk semalam.
Bagi para lajang, jangan lupa kenalan ya .

 

Tanpa Tripod dan Monopod

Di tengah situasi padat penonton, memotret menggunakan tripod atau monopod sangat tidak disarankan, sebab aksi Pembaca akan sangat mengganggu penonton. Walaupun penggunaan tripod efektif mencegah camera shake, namun itu saja tidak cukup, sebab...

 

Beh! Mereka Gerak!

...obyek foto juga ikut bergerak! Kemeriahan festival salah satunya karena adanya atraksi dari para peserta dan itu berarti mereka bergerak! Efek yang terjadi ini sebenarnya alami alias bukan kesalahan kamera.

 

Di malam hari, dengan kecepatan rana yang lambat, gerakan manusia akan sulit untuk dibekukan. Secara teknis, foto-foto di malam hari kemungkinan akan banyak dihasilkan dengan kecepatan rana di bawah 1/60 detik.

 

Bagaimana cara menyiasatinya? Jika pembaca nekat, bisa saja pembaca memotret menggunakan flash. Akan tetapi tanggung resikonya kalau nanti dimarahi oleh peserta dan dikejar aparat. Jadi, gimana dunk?

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 4Mencoba panning, hasilnya jelas gagal >.< 

 

Cara pertama adalah memotret ketika peserta sedang diam, sebab nggak mungkin kan kalau mereka bergerak terus-menerus, kan capek hehehe.

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 5Kalau kereta karnavalnya kecil, banyak lampu, motretnya mudah.
Tapi sayangnya ndak semua kereta peserta seperti itu. 

 

Cara kedua adalah menyiapkan jebakan. Apa itu? Jadi, pembaca diam di suatu posisi dan memotret saat peserta melewati suatu titik, yakni titik di mana cahayanya paling terang. Alhasil, kecepatan rana bisa meningkat bukan?

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 6Kita butuh banyak sumber cahaya!
Lampu, lampu, mana lampunyaaa... 

 

Cara ketiga adalah...persetan dengan semua kondisi itu! Manfaatkan gerakan peserta yang terlihat kabur itu untuk menciptakan suatu foto yang nyeni! Foto itu karya seni kan? Hehehe.

 

Orang Sabar Disayang Tuhan

Memotret di tengah kerumunan penonton, memang membutuhkan kesabaran super tinggi. Apalagi kalau penontonnya tidak sabaran, seruduk sana-sini, injak kaki ini-itu, demi bisa menyelinap dan mengambil sudut untuk memotret. Bayangkan, satu peserta festival bisa dikerubuti sekian banyak penonton yang berjejalan untuk mengambil fotonya. Nah kalau begitu, bagaimana cara kita untuk memotretnya?

 

Kalau Pembaca memang orang yang berlapang dada, ya mengalah sajalah. Ada banyak obyek yang menarik untuk diabadikan selain peserta festival kok. Misalnya tingkah-polah penonton atau kejadian unik lain. Semua itu bisa kita abadikan asalkan kita jeli dalam melihat momen.

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 7Hampir jam 8 malam. Si adek duduk di atas tugu jam.
Semoga nggak ngantuk ya dek, jadi mau turun dan tidur di rumah .

 

Tapi kalau Pembaca tak berniat untuk mengalah, ya...sikat saja!

 

Pembaca bisa berdesak-desakan dengan penonton menuju posisi terdepan untuk mendapatkan sudut pemotretan. Pembaca juga bisa menggunakan lensa dengan panjang fokal tinggi (> 70 mm) untuk mengisolasi obyek dan menciptakan foto dengan framing yang ketat. Menurutku, lensa sudut lebar tidak efektif jika digunakan dalam kondisi yang disesaki penonton seperti ini. 

 

Namun segala siasat tetap memiliki hal-hal yang disebut dengan perkecualian. Tidak ada aturan yang baku, sebab segala sesuatunya berujung pada kreatifitas kita sebagai fotografer dan reaksi kita dalam menyikapi kondisi di lapangan.

 

Kecuali Kalau Pembaca itu...

Seperti bilamana Pembaca memiliki akses VVIP, Pembaca tak perlu itu turun ke jalan berjejalan dengan penonton lain. Tinggal duduk dan memotret dari bangku yang sudah disediakan oleh panitia. Namun yang demikian itu malah membuat kita tidak bisa aktif bergerak mencari sudut kan? Hehehe.

 

Adapun pembaca bisa datang lebih awal ke lokasi sebelum festival dimulai. Namun yang demikian juga butuh waktu yang agak longgar kan? Hehehe.

 

Karnaval Magniworld HUT Jogja 8Posisi menentukan prestasi, alias semakin tinggi posisimu, semakin legaaa... 

 

Memotret festival adalah cara melatih kesigapan kita memotret obyek yang bergerak. Yang tersulit adalah memotret festival di malam hari karena gelap, banyak penonton, dan obyeknya bergerak. Tapi semua kendala itu bisa diatasi kok, asalkan kita kreatif dalam menyiasatinya.

 

Akhir kata, semoga artikelku ini berguna membantu Pembaca yang kesulitan memotret festival di malam hari.

 

Jadi, kapan ada festival malam hari di kota Pembaca?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • ROTYYU
    avatar komentator ke-0
    ROTYYU #Kamis, 30 Mei 2013, 13:34 WIB
    Tapi saya masih tetap kagum dengan foto-foto karnaval dari Brazil itu. Mungkin di sana tata
    lampunya jauh lebih baik ya...
    Iya, lebih baik dan lebih teratur. Warga yang menyaksikan juga lebih tertib.
  • NUGROHO KRISTANTO
    avatar komentator ke-1
    NUGROHO KRISTANTO #Senin, 25 Jun 2012, 18:43 WIB
    wah dapet ilmu baru nih, siap motret Solo Batik Carnival 5, kebetulan diadakan malam hari
    :D
    thanxz gan :D
    terima kasih juga bero!

    Gimana kemarin motret Solo Batik Carnivalnya? Sukses dapat foto bagus?
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-2
    ANNOSMILE #Jumat, 9 Des 2011, 07:38 WIB
    wohh kok enggak noise :p
    speed agak lambat Bro, setengah detik lah
  • VIZON
    avatar komentator ke-3
    VIZON #Selasa, 6 Des 2011, 20:38 WIB
    Tahun ini aku tidak mengikuti JJC, hanya nonton sepintas dari TVRI..
    Tips yang ok juga... Smoga tahun depan aku bisa jeprat jepret lagi di JJC :)
    Iya Uda. Saya sih berharap semoga tahun depan JJC diadakan di Jalan Solo saja yang lebih lebar ruas jalannya >.<
  • SUKE
    avatar komentator ke-4
    SUKE #Senin, 14 Nov 2011, 20:01 WIB
    ah klo nggak bagus hasilnya biasanya bilang, jago siang hari bro... :D
    wekekeke, yg jelas motret di siang hari lebih gampang dibanding motret di malam hari :D
  • CATATAN KECILKU
    avatar komentator ke-5
    CATATAN KECILKU #Minggu, 13 Nov 2011, 23:09 WIB
    Repot juga kalau ada festival malam ya? Di kotaku sih seringnya pawai dilakukan pagi/siang, jadi pada malam sudah berakhir. Itu sebabnya aku gak pernah kepikiran kalau ternyata utk mengambil foto pada malam hari itu ribet... :D
    Di Jogja juga baru 3 tahun belakangan ini kok ada karnaval malam hari, biasanya sih siang.
  • BEJOKAMPRET
    avatar komentator ke-6
    BEJOKAMPRET #Sabtu, 12 Nov 2011, 15:47 WIB
    setujuuuuu
    sip!
  • TRI SETYO WIJANARKO
    avatar komentator ke-7
    TRI SETYO WIJANARKO #Jumat, 11 Nov 2011, 09:32 WIB
    iki festival opo kang? foto cak ning suroboyo apik kang.. pass...
    Ini Jogja Java Karnaval Kang